Susi Pudjiastuti: Penyelundup Ikan Akan Saya Babat
Susi Pudjiastuti akan "membabat habis" para
penyelundup yang mencuri sumber daya
perikanan di kawasan perairan Indonesia.
"Untuk perusahaan yang banyak
menyelundupkan ikan, saya pasti 'babat',"
kata Susi Pudjiastuti dalam konferensi pers
setelah serah terima jabatan di Kantor
Kementerian Kelautan dan Perikanan Jakarta,
Rabu (29/10/2014).
Menurut Susi, tekad untuk mengatasi pencurian
ikan itu antara lain karena hal tersebut
termasuk merugikan negara karena mengurangi
pendapatan negara.
Terkait dengan program 100 hari, ia
menyatakan selama beberapa bulan mendatang
akan meneruskan beragam program yang telah
dilaksanakan selama ini oleh Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP).
"Saya akan meneruskan sampai saya melihat
apa saja yang bisa dikritisi," katanya. Hal itu
dilakukan karena tidak bisa mengubah secara
drastis hanya dalam 1-2 bulan ke depan.
Sebagaimana diketahui, kawasan perairan di
Indonesia kerap menjadi area pencurian
perikanan dari berbagai kapal penangkap ikan
yang berasal dari luar negeri.
Bahkan, kapal-kapal yang menangkap secara
ilegal komoditas perikanan di kawasan perairan
Indonesia disinyalir berasal dari sejumlah
negara tetangga yang terletak di kawasan
ASEAN.
Sebelumnya, Koalisi Rakyat untuk Keadilan
Perikanan mengharapkan Presiden Joko Widodo
merevisi peraturan menteri tentang alih muatan
kapal ikan di tengah laut karena memicu
pencurian ikan yang merugikan bangsa ini.
"Kami berharap pemerintahan baru ini segera
merevisi Permen 26 Tahun 2013 tentang alih
muatan kapal karena kasus pencurian ikan dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan," kata
Koordinator Pendidikan dan Penguatan
Jaringan Kiara Selamet Daroyni di Jakarta,
Selasa (21/10/2014).
Ia menjelaskan, praktik pencurian ikan di
perairan Indonesia terus mengalami
peningkatan. Sepanjang 2001 hingga 2013,
terdapat 6.215 kasus pencurian ikan. Dari
jumlah itu, 60 persen lebih atau 3.783 kasus
terjadi selama 2013.
sumber
Jika penduduk pulau2 terluar tidak
sejahtera hidupnya dan TNI yang
menjaga kawasan tersebut tidak
diperhatikan, maka pencurian sukar
dihilangkan. Penduduk pulau
terluar belum tentu tahu siapa
Presiden NKRI. Tapi mereka hafal
nama kapten kapal pencoleng ikan
dari negara asing yg sering bantu
mereka
Comments
Post a Comment