Astra Internasional Jajaki Bisnis Sektor Properti

Skalanews - PT Astra International Tbk (ASII) menjajaki bisnis di sektor properti seiring dengan perekonomian Indonesia yang terus mengalami pertumbuhan.

"Masuk ke sektor properti cukup menarik seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik ke depannya dan bertambah jumlah masyarakat kelas menengah," ujar Chief Group Treasury and Investor Relations Astra International Tbk Iwan Hadiantoro dalam 'media gathering wartawan', di Bogor, Jumat (28/11).


Ia mengemukakan bahwa saat ini perseroan sedang membangun satu menara perkantoran dan satu menara apartemen di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, dengan nilai investasi sebesar 600 juta dolar AS.


"Kami memanfaatkan lahan yang sudah ada, sebelumnya lahan itu digunakan salah satu anak usaha Astra International Tbk yakni Auto 2000 seluas tiga hektare," paparnya.


Ia memperkirakan bahwa pembangunan menara itu akan selesai pada 2017, diharapkan bisnis properti ini sesuai dengan ekspektasi perseroan.


"Untuk apartement ada sebanyak 500 unit, sekitar 80 persen sudah terjual, sisanya diperkirakan terjual di tahun berikutnya. Sejauh ini pembangunan berjalan cukup baik," ucapnya.


Iwan Hadiantoro mengharapkan bisnis sektor properti ini dapat mendorong kinerja di sektor non otomotif meningkat sehingga dapat mengimbangi kinerja sektor otomotif yang lebih mendominasi.


"Kita ingin keluar dari ketergantungan dari sektor otomotif, karena sektor itu cukup rentan terkena dampak negatif jika terjadi kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Kita ingin kinerja yang 'sustainable'," ucapnya.


Ke depan, lanjut dia, perseroan tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan bisnis properti, apalagi saat ini Astra International Tbk memiliki lahan yang ada di lokasi yang cukup strategis.


"Kami tidak punya lahan kosong, tapi kami punya lahan yang ada untuk dimanfaatkan agar bisa lebih berguna untuk mendukung sektor properti," katanya.


Kendati demikian, Iwan Hadiantoro mengatakan bahwa Astra International Tbk tetap terus fokus dalam menjalankan bisnis lainnya yakni otomotif, keuangan, alat berat dan pertambangan, agrobisnis, infrastruktur, logistik serta teknologi informasi.


"Dengan kombinasi bisnis diharapkan kinerja sektor otomotif dan non otomotif memiliki perbandingan sama, yakni 50:50," ujarnya. [mad/ant]


http://skalanews.com/berita/detail/2...ektor-Properti


bisnis properti memang mantap gan


Comments

Popular posts from this blog

[TRUE STORY] Surabayan Gigolo: Ternyata Si Tante tak Selalu Cari yg Jago di Ranjang

[ PANLOK Idaman ....] Sandra Dewi Tak Heran Ahok Galak dan Suka Marah

Pengakuan Para Gigolo Kelas Atas di Surabaya