(masih bisa bangun ternyata) Ketika Prabowo dan Titiek Berpelukan

Suasana pembukaan munas Partai Golkar IX semalam, Ahad (30/11) di Bali menjadi sorotan. Ada yang adu jotos karena berebutan makanan. Tapi yang lebih menarik adalah bertemunya Titiek Soeharto atau Siti Hediati Hariyadi dengan pria yang pernah menjadi pendamping hidupnya, Letjen (Pur) Prabowo Subianto.

Keduanya berpelukan hangat. Titiek terlihat tersenyum ketika dipeluk pria yang pernah menjadi pangkostrad tersebut. Bukan hanya Titiek, lebih dari seribu peserta munas menepuk tangan dan berbahagia melihat keduanya berpelukan.


Sontak pelukan mereka membuat suasana Golkar yang sedang panas, karena adanya kubu presidium penyelamat yang ingin mendongkel kekuasaan Aburizal Bakrie (Ical), berubah menjadi penuh kemesraan.


Pembawa acara, Tantowi Yahya ikut meramaikan kemesraan keduanya. Wasekjen Golkar itu menjelaskan, yang berpelukan mesra bernama Ibu Titiek. Lagi-lagi tepuk tangan dan senyuman ribuan meramaikan area pertemuan Hotel Westin di Nusa Dua, Bali.


Gubernur bali, Made Mangku Pastika, tidak mau ketinggalan. Dalam pidato singkatnya, meskipun tidak menyebut nama Prabowo atau Titiek, Pastika menjelaskan, Bali adalah pulau yang penuh dengan kecintaan, the island of love.


Di Bali, orang menemukan cintanya. Julia Robert, paparnya, menemukan cinta di nusa dewata itu, bukan di Italia, tempatnya makan enak. Bukan pula di India, tempatnya bersembahyang. "Tapi di sini," jelas Pastika menceritakan film Eat, Pray, Love yang dibintangi aktris pemeran Pretty Woman itu.


Apakah keduanya akan kembali bersatu? Lihat saja nanti. Keduanya memang sering muncul di media massa bertatap muka sejak musim pemilu kemarin. Di saat Prabowo berkampanye sebagai capres, Titiek kerap hadir memberikan dukungan politik. Titiek membawa keluarga purnawirawan TNI untuk mendukung Prabowo.


Prabowo dan Titiek menjalin hubungan suami istri pada 1983. Pada saat itu, keduanya hidup pada saat ayah Titiek, Jenderal Besar HM Soeharto, memimpin Indonesia. Keduanya dikaruniai seorang putra, bernama Didiet Prabowo.


Sayang, pernikahan mereka berakhir seiring dengan berakhirnya kepemimpinan sang jenderal besar pada 1998. Masing-masing beraktifitas dan menjalani hidup sendiri-sendiri.


Prabowo yang sudah tidak aktif di TNI memilih kesibukan di dunia bisnis. Dia mengelola 27 perusahaan di bawah naungan Nusantara Group bersama adiknya, Hasjim Djojoehadikoesoemo.


Meski sudah tidak menjadi suami istri, keduanya sesekali bertemu. Sang anak, Didiet Prabowo sepertinya menjadi penentu bersatunya pasangan itu.


Anak semata wayang itu saat ini lebih aktif di dunia desain. Kesibukan itu membuatnya jarang pulang ke Tanah Air. Kalau saja Didiet lebih aktif di dalam negeri akan lebih berkesempatan menjadi pemersatu keduanya.


Memang ada pemimpin yang tidak memiliki istri, namun akan menjadi hambar. Pemimpin tanpa istri ibarat sayur tanpa garam. Pembawa risalah Islam, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam (SAW), pernah ditinggal istrinya, Khadijah.


Namun tiga tahun setelah wafatnya Khadijah, Nabi Muhammad menikah lagi. Dengan ditemani pasangan hidup, Rasulullah mengembangkan dakwahnya dengan sangat luas. Rasulullah pun dianggap orang yang paling berpengaruh di dunia.


Hal sama Kisah Nabi Yusuf, setelah menikahi Zulaikha, Yusuf mampu memimpin Mesir dengan bijaksana. Saya berpikir Prabowo dapat menjadi pemimpin yang hebat jika kembali bersatu dengan Titiek.


Tidak hanya peserta Munas Golkar, tapi seluruh rakyat negeri ini akan mendukung keduanya kembali hidup bersama. Kalaupun mereka tidak menjadi pemimpin sehebat Rasulullah atau Nabi Yusuf, setidaknya Prabowo bisa menjadi dambaan masyarakat Indonesia.


sumber


akhirnya idola gua bisa normal lagi anunya


Comments

Popular posts from this blog

[ PANLOK Idaman ....] Sandra Dewi Tak Heran Ahok Galak dan Suka Marah

[TRUE STORY] Surabayan Gigolo: Ternyata Si Tante tak Selalu Cari yg Jago di Ranjang

INI PERBEDAAN KONSEP ANTARA MARTIR DAN SYAHID