Satu Gugur Melawan Tirani, Tembaki Demonstran Pake Peluru Tajam, Rezim Jokowi Kejam!



Satu Gugur Melawan Tirani, Tembaki Demonstran Menggunakan Peluru Tajam, Rezim Tirani Jokowi Sangat Kejam!!!

Muhammad Arif, warga Jl Pampang I, Makassar, yang tewas dalam bentrok polisi dengan mahasiswa UMI saat menggelar unjuk rasa menolak naiknya harga BBM di depan kampus UMI, Jl Urip Sumohardjo, Kamis (27/11/14) sore, diduga ditembak oleh polisi dari atas truk water canon.


Informasi ini dilansir oleh cakrawalaide.com, unit penerbitan dan penulisan mahasiswa UMI. Berikut laporan cakrawalaide.com berjudul 'Kronologi Tindakan Represif Aparat Terhadap Mahasiswa UMI. Satu Warga Tewas', yang disalin utuh tribun-timur.com.


Tindakan represif polisi terjadi lagi, setelah pemukulan, penghancuran yang dilakukan instansi penegak hukum ini di Kampus UNM Gunung Sari tanggal 13 November kemarin. Kali ini aksi yang sama terjadi pula di Kampus UMI. Dibeberapa aksi mahasiswa dalam penolakan kenaikan harga BBM di Makassar, selalu direspon aparat dengan tindak represif, yang dalam beberapa kasus dibantu oleh preman.


Kamis, (27/11) aksi demonstrasi mahasiswa UMI didepan kampus kemudian bergeser ke gubernuran, berbuah bentrok. Mahasiswa UMI kembali berhadapan dengan pihak kepolisian. Dalam bentrok ini satu warga tewas.


Berikut kami memuat kronologi aksi, hasil wawancara kami dengan demostran dan salah satu warga yang melihat jalannya aksi hingga bentrokan:


Sebelum bentrokan terjadi, awalnya kasus ini berangkat dari aksi demonstrasi mahasiswa UMI yang menolak kenaikan harga bahan bakar minyak di depan kampus pukul 15.00 WITA. Barisan massa mahasiswa ini, menamakan diri mereka Aliansi Mahasiswa UMI Bersatu. Mereka menuntut agar pemerintah mencabut kebijakan kenaikan harga BBM, sekaligus mencopot Kapolda SULSELBAR agar turun dari jabatannya.


Mahasiswa yang bergerak dengan tuntutan tersebut, kemudian pergi ke Kantor Gubernur SULSEL dan mendesak agar gubernur menandatangani petisi yang dibuat aliansi yang memuat bahwa Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan tidak sepakat atas kebijakan pemerintah pusat yang menaikan harga BBM. Namun hal ini memanas ketika aliansi mengetahui bahwa yang menandatangani petisi tersebut bukan gubernur tapi Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), yang kebetulan ada di Kantor Gubernur. Mahasiswa pun marah dan menganggap bahwa tindakan yang dilakukan oleh gubernur merupakan penghinaan terhadap aksi yang awalnya berjalan baik.


Satpol PP yang melihat massa yang tidak kondusif, kemudian bergerak menuju kearah mahasiswa, kemudian ada yang melempar batu. Batu tersebut berasal dari barisan Satpol PP. hal ini semakin memperkeruh suasana dan memancing kemarahan mahasiswa. Mahasiswa kemudian membalas, bentrokan pun tak terelakan.


Bentok yang semakin memanas, memaksa satuan Brimob untuk bertindak dan mengejar mahasiswa. Warga yang kebetulan ada dibarisan mahasiswa kemudian terkena tembakan dibagian belakang kepala, warga tersebut jatuh tak sadarkan diri. Tak hanya di tembak, water cannon malah menyambar warga yang tergeletak. Warga tersebut diketahui bernama Muhammad Arif, Warga Pampang.


Menurut sumber yang kami wawancarai, yang menembak Arif adalah polisi (shooter) diatas water cannon, dan ia juga mengatakan keterlibatan warga tak ada sangkut pautnya dengan mahasiswa. Namun dalam penuturannya, ia mengakui bahwa warga bergerak sendiri, biasanya berada dibelakang aksi mahasiswa. Sehingga terkesan bahwa warga pro terhadap aksi mahasiswa.


Setelah tertembaknya Arif, warga pampang kemudian menyerang balik hingga ke Kantor Gubernur, menurut salah satu saksi, Phinisi (nama samaran), warga pampang yang menyerang kemudian melempari warga disekitar kantor gubernuran. Sehingga terjadilah bentrokan antar sesama warga. Warga disekitar gubernuran berada di barisan brimob, dan bersama mengejar warga dan mahasiswa hingga kedalam kampus. Polisi yang berusaha menyerang kampus melepaskan gas air mata, sehingga asap gas tersebut sampai ke mesjid.


Dalam pantauan kami, setidaknya lima motor mahasiswa dibakar warga, tiga dalam kampus (samping Mesjid Umar bin Khattab), dan dua lainnya diluar kampus.


Satu Gugur Melawan Tirani, Tembaki Demonstran Menggunakan Peluru Tajam, Rezim Tirani Jokowi Sangat Kejam!!!









Ada yang tewas saat demo BBM, Jokowi : "Oohhhh itu urusan polisi, Bukan Urusan Saya.."


Jokowi hari ini mendapatkan laporan adanya aksi demo kenaikan harga BBM memakan korban di Makassar. Menanggapi laporan tersebut, Jokowi menyebut itu adalah urusan polisi.


"Itu kan sebenernya urusan di kepolisian," ujarnya di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (28/11).


Jokowi mengatakan, selain ditangani oleh kepolisian, pengamanan demo kenaikan BBM juga dibantukan oleh TNI.


"Ada dari TNI yang melakukan tugas pembantuan," singkatnya.


Sebelumnya, seorang mahasiswa tewas terlindas water canon saat melakukan aksi demo kenaikan harga BBM. Mahasiswa tersebut terjatuh saat melakukan aksi demo.

Ada yang tewas saat demo BBM, Jokowi : "Oohhhh itu urusan polisi, Bukan Urusan Saya.."


butuh berapa banyak lagi korban terluka dan terbunuh berjatuhan hingga hati kalian terketuk untuk melawan pemimpin yang sewenang2 dan melukai rakyatnya?

Pemimpin yang melarikan diri saat dimintai tanggung jawab saat ada rakyatnya yang terbunuh oleh aparatnya, dan lebih memilih menyelamatkan diri sendiri..

diamnya kalian adalah hancurnya negeri kalian, rela & pantaskah kalian membiarkan ini semua?


Serbu Mushola & Rusak Tempat Al Qur'an Aparat Pemerintah Jokowi Hina & Injak2 Islam

Tembaki Masjid Dengan Gas Airmata, Aparat Pemerintah Jokowi Beringas Terhadap Islam

Ahli Hukum Tatanegara: Jokowi Harus Hentikan Aparatnya Sewenang2 Lukai & Bunuh Rakyat Kecil

Satu Gugur Melawan Tirani, Tembaki Demonstran Menggunakan Peluru Tajam, Rezim Tirani Jokowi Sangat Kejam!!!


Comments

Popular posts from this blog

[TRUE STORY] Surabayan Gigolo: Ternyata Si Tante tak Selalu Cari yg Jago di Ranjang

[ PANLOK Idaman ....] Sandra Dewi Tak Heran Ahok Galak dan Suka Marah

Pengakuan Para Gigolo Kelas Atas di Surabaya