Ada DPR tandingan, Kubu Jokowi dan Prabowo sama-sama salah
Reporter : Efendi Ari Wibowo | Jumat, 31 Oktober 2014 10:26
Merdeka.com -
Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP) masih terus berkonflik di DPR. Kegaduhan politik ini sampai memunculkan mosi tidak percaya dari KIH terhadap pimpinan DPR dan membentuk pimpinan DPR tandingan.
Pengamat politik Universitas Paramadina Djayadi Hanan menilai kedua kubu tak menunjukkan itikad politik yang baik dalam persaingan di DPR. Kedua kelompok dinilai keras kepala dan saling berunjuk kekuatan.
"Ini kan karena kebuntuan politik, kalau menurut saya dua-duanya, KIH dan KMP. Pemimpinnya (DPR) salah, semua tidak mau menurunkan ego," kata Djayadi saat dihubungi merdeka.com di Jakarta, Jumat (31/10).
Menurutnya, adu kekuatan dua kelompok di parlemen ini harus segera diselesaikan. Keduanya harus duduk bersama demi kepentingan yang lebih besar menjalankan amanat rakyat.
"KMP dengan pimpinan DPR menunjukkan arogansi dan KIH menunjukkan ketakutan serta ketidakpercayaan terhadap KMP. Ini sudah terjadi, ya dua-duanya kembali ke titik awal dan duduk bersama, apa salahnya ada pembagian secara proporsional secara partai atau fraksi," terang dia.
Lanjut dia, kegaduhan politik di DPR bisa juga diakibatkan komunikasi pimpinan partai yang masih menyisakan masalah. Megawati sampai hari ini komunikasinya belum cair dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Bisa juga karena pimpinan tertinggi di kedua koalisi tidak ketemu. Megawati belum bisa ketemu SBY, Prabowo belum ketemu Megawati, di sini situasinya semakin ruwet," ujar dia.
Djayadi pun mengungkapkan dalam sejarah Indonesia belum pernah ada dualisme pimpinan DPR seperti sekarang. Ini murni adalah kelemahan pimpinan DPR yang tak mampu menjembatani dua kubu yang berkonflik.
"Belum pernah ada, soal ini tergantung pimpinan DPR harus bisa memfasilitasi. Pimpinan DPR tidak hanya menjadi pimpinan KMP, jadi jika tidak mampu berhenti saja," pungkas dia.
[eko]
Comments
Post a Comment