[Misi Gan.....] Kisah Para Miliarder Muslim Indonesia
Memacu dari bawah. Seperak demi seperak. Kini masuk daftar orang terkaya.
Dream - Matahari sore masih terik. Warga di situ menunggu buka puasa. Ini di Lapasu. Sebuah desa kecil di Kabupaten Barru. Sekitar 120 kilometer dari kota Makasar. Ke arah utara. Pada keramaian sore itu, bocah lelaki ini berdiri di halaman Masjid.
Dia mengenggam erat kantong plastik itu. Ukuran besar. Dipenuhi es. Siang tadi dia membeli balok es di sebuah kedai. Mencacah, menjadi kecil-kecil, lalu memasukannya ke dalam kantong itu.
Sebagaimana pada desa-desa di seluruh Indonesia, warga Lapasu menunggu berbuka dengan rupa-rupa cara. Ada yang berjualan. Tekun membaca Alquran. Banyak pula yang memilih berjalan-jalan menyudahi waktu, sembari mencari menu berbuka.
Kepada beberapa warga desa mendekati Masjid, bocah ini sigap menawarkan jualan. “Es…es,” ujarnya. Banyak yang mengabaikan. Tapi banyak pula yang berminat. Membeli. Jualan bocah itu ludes dibeli.
Pada Ramadhan pertengahan 1950-an itu, es memang sudah menjadi salah menu berbuka di Desa Lapasu. Dan bukan itu saja. Bocah itu juga berjualan kurma. Dia membungkus kurma-kurma itu dalam kemasan kecil. Murah dan mudah ditenteng pembeli.
Sebagaimana pecahan es tadi, kurma juga laku dibeli. Bocah kecil itu mengantungi keuntungan. Kerja keras membuat dia gampang dikenali warga di situ. Naluri dagangnya cukup tajam. Lebih banyak diasah keadaan.
Hari-hari ini, berpuluh tahun kemudian, kita mengenal bocah lelaki itu sebagai Aksa Mahmud. Usianya sudah 69 tahun. Dan pekan lalu, Majalah ekonomi terkenal, Forbes, memasukannya dalam 50 daftar orang kaya di Indonesia.
*****
Aksa Mahmud, adalah satu dari anak-anak Indonesia yang mengubah nasib dengan tangan sendiri. Dengan kaki sendiri. Dan dengan segenap kekuatan yang mengendap di seluruh jiwa dan raganya. Dia adalah contoh bahwa ketekunan sanggup melambungkan seorang anak desa ke panggung nasioal. Ekonomi dan juga politik.
Aksa menjadi satu dari 50 orang kaya Indonesia, yang dicatat khusus sejumlah media massa. Harta kekayaannya berbiak seiring dengan suburnya ekonomi Indonesia, dalam sepuluh tahun belakangan.
Dan bukan cuma Aksa. Sejumlah pengusaha juga melejit hartanya. Muncul juga orang-orang kaya baru. Para analis meyakini dengan jumlah penduduk 250 juta jiwa, Indonesia bisa menjadi lading munculnya para miliarder.
Dan kini jumlahnya sudah banyak. Di antaranya adalah mereka yang masuk daftar orang terkaya Majalah Forbes itu. Jumlah harta kekayaan mereka cukup fantastis.
Agar bisa masuk jajaran elit miliarder Forbes ini, seorang kaya harus memiliki kekayaan minimal US$ 500 juta. Jika dirupiahkan, itu sama dengan Rp 6,3 triliun. Majalah itu sudah merilis nama 50 orang Indonesia yang masuk daftar terkaya.
Kekayaan 50 miliarder terkaya ini memang cukup menjulang. Total harta para miliarder elit ini ditaksir US$ 102 miliar, setara lebih dari Rp 1.287 triliun. Hampir menyamai target penerimaan negara tahun ini, yang semula ditaksir mencapai Rp 1.667 triliun.
Meski bertambah US$ 7 miliar, hasil penelusuran Forbes menemukan bahwa kekayaan para miliarder Indonesia itu sebagian besar justru turun dan banyak juga yang tidak bertambah.
Dari mana harta mereka? Banyak sumbernya. Dari bisnis komoditas, perumahan, hingga otomotif. Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sumbangan masing-masing sektor itu naik turun.
Aliran uang dari bisnis komoditas, misalya, kini tak sederas tahun-tahun sebelumnya. Rontoknya harga batu bara dan minyak kelapa sawit, telah mengerus kekayaan para miliarder ini. Kurs rupiah yang terus melemah, ikut memangkas pundi-pundi mereka.
Dari hasil penelusuran Forbes itu, taipan bank dan pemilik pabrik rokok terbesar di Indonesia, Budi dan Michael Hartono belum tergoyahkan dari posisi pucuk.
Pada kantong dua bersaudara ini, mengendap harta sejumlah US$ 16,5 miliar. Di banding tahun 2013, kantong Hartono bersaudara bertambah tebal US$ 1 miliar pada tahun ini.
Menguntit di belakang keluarga Hartono adalah pesaingnya di bisnis rokok, Susilo Wonowidjojo. Dialah pemilik bisnis rokok Gudang Garam. Kekayaannya, separuh dari Hartono bersaudara, hanyaUS$ 8 miliar.
Untuk urusan kejelian menambah uang, Susilo patut sedikit berbangga. Sepanjang tahun ini, pria ini mendapat tambahan harta US$ 2,7 miliar.
Secara keseluruhan, daftar orang terkaya Indonesia memang tak banyak berubah. Masih bercokol nama-nama seperti Anthony Salim, Sukanto Tanoto, Eka Tjipta Widjaya, Peter Sondakh, dan nama-nama miliarder terkaya yang sudah sering menghiasi daftar Forbes ini.
Tercatat hanya ada empat muka baru di deretan Forbes. Mereka adalah pemilik gurita taksi Blue Bird, Purnomo Prawiro, Husodo Angkosubroto, Abdul Rasyid, dan Irwan Hidayat yang terkenal dengan produk Sido Muncul.
*****
Meski didominasi warga keturunan Tionghoa, sejumlah pengusaha Muslim nasional juga unjuk gigi dalam daftar ini. Jumlah mereka memang sedikit, tapi seperti juga teman-teman mereka yang keturunan tionghoa, kerja keras di balik kesuksesan itu, patutlah diapresiasi.
Jumlahnya memang sedikit sekali. Hanya 5 dari 50 orang terkaya Indonesia, yang merupakan negara muslim terbesar di dunia ini.
Dari total kekayaannya, lima Saudagar Muslim ini memiliki harta hingga US$ 7,895 miliar. Porsinya cuma 7,74 persen dari total kekayaan miliarder terkaya di Tanah Air.
Jumlah saudagar muslim ini memang tidak dominan. Mereka juga tak menjalankan bisnis yang terkait sepenuhnya dengan kemusliman mereka di bisnis syariah. Pundi kekayaannya berasal dari bisnis umum seperti bisnis media, alat berat, bank, hingga tambang.
Di tengah minimnya dominasi, dengan kekayaan ditaksir US$ 4,3 miliar, seorang saudagar muslim masuk 10 besar. Chairul Tanjung, raja media sekaligus pemilik jaringan supermarket dunia Carrefour, merupakan satu dari lima saudagar muslim di jajaran 50 orang terkaya Indonesia.
CT, panggilan Chairul Tanjung, bukanlah pria yang terlahir kaya. Meskipun tak terlalu miskin. Dia mempunyai lima saudara kandung. Abdul Gafur Tanjung, ayahnya, adalah mantan wartawan pada era Orde Lama dan pernah menerbitkan surat kabar beroplah kecil.
Pada zaman Orde Baru, usaha ayahnya dipaksa tutup karena berseberangan secara politik dengan penguasa. Keadaan ini memaksa orangtuanya menjual rumah dan berpindah tinggal di kamar losmen sempit Kramat Raya, Senen, Jakarta.
Kehidupan getir harus dilalui CT muda. Dengan otak encernya, Chairul bisa diterima di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Dari sebuah ruang kosong di bawah tangga, CT bersentuhan dengan dunia bisnis. Inilah jejak awal yang menghantarnya menjadi saudagar muslim terkaya.
Selain Aksa Mahmud, mantan Menko Perekonomian ini menambah panjang deretan miliader yang harus menjalani getirnya hidup.
Para saudagar muslim dalam daftar Forbes kali ini juga datang dari beragam profesi. Seorang pilot jet tempur jempolan juga menyeruak ke daftar orang terkaya itu.
Dialah Kolonel Ahmad Hadiat Kismet Hamami. Dia meninggalkan dunia militer pada tahun 1967. Pilihan berat namun menghantarnya pada dunia yang lebih besar. Gurita bisnis mulai dari alat berat, investasi, hingga perusahaan bidang energi berada di genggaman keluarganya.
Dua saudagar lainnya adalah ikon perusahaan energi besar Indonesia, PT Medco International Tbk, Arifin Panigoro dan pemilik Adaro Energy Tbk, Garibaldi Thohir. Kedua pengusaha muslim ini menghuni peringkat 43 dan 37 orang terkaya di Indonesia.
Suburnya ekonomi Indonesia memang menjadi lahan tumbuhnya para miliarder. Mereka diharapkan, bukan saja menjadi lokomotif ekonomi nasional, tapi juga berbagi dengan orang yang susah.
Sumber: http://ift.tt/1wwe4T0
Baca Juga:
1.Chairul Tanjung, Buah Perjuangan 'Anak Singkong'
2, Ahmad Hamami, Menjadi Kaya Tanpa Korupsi
3. Aksa Mahmud, Memulai dari Es Balok dan Kurma
luar biasa.............
Comments
Post a Comment