BNPB: Dana Penanggulangan Bencana Kurang


Jakarta - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengakui banyaknya bencana yang terjadi di dalam negeri adalah akibat kurangnya alokasi dana untuk pencegahan dan penanggulangan bencana. Menurut dia, selama ini pemerintah tak melihat penanggulangan bencana sebagai prioritas program kerja selama satu tahun.


“Alokasi dana untuk penanggulangan bencana masih kurang dari 1 persen total keseluruhan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),” katanya seusai konferensi pers “Analisis dan Penanganan Darurat Longsor Banjarnegara dan Antisipasi Bencana Longsor di Indonesia” di kantornya, Senin, 15 Desember 2014.


Dia mengatakan tahun ini alokasi anggaran BNPB hanya sebesar Rp 2,5 triliun. Sedangkan dana on call yang disiapkan sebesar Rp 1,5 triliun. Dana ini hanya 0,02-0,03 persen dari total keseluruhan APBN 2014. “Bagaimana mau cepat jika aliran dana sangat terbatas? Kami tak bisa berbuat banyak hal dalam satu waktu,” katanya.


Dia juga mengatakan penanganan bencana tak hanya dilakukan setelah terjadi suatu bencana. Namun upaya seharusnya dilakukan sebelum bencana terjadi. Misalnya, sosialisasi warga, koordinasi dengan kepala daerah, dan kerja sama dengan pihak terkait untuk tanggap bencana dalam negeri. “Pencegahan bencana seharusnya dapat dijadikan investasi pembangunan pemerintah,” katanya.


Menurut dia, pencegahan bencana dapat membuat pemerintah lebih hemat dalam menggelontorkan dana untuk penanggulangan bencana nantinya. Dia memberi contoh, berdasarkan data penelitian pemerintah Amerika Serikat, setiap tambahan US$ 1 untuk biaya pencegahan bencana, dapat menghemat US$ 7-40 biaya penanggulangan bencana. “Jadi, jika tak mau banyak bencana lagi, tambahkan dana alokasi untuk kami adalah salah satu kuncinya,” ujarnya.


Sumber: http://ift.tt/1GLihnp


Comments

Popular posts from this blog

[TRUE STORY] Surabayan Gigolo: Ternyata Si Tante tak Selalu Cari yg Jago di Ranjang

[ PANLOK Idaman ....] Sandra Dewi Tak Heran Ahok Galak dan Suka Marah

Pengakuan Para Gigolo Kelas Atas di Surabaya