Lawan Mafia Migas, Kenapa Faisal Basri Hati-hati?
TEMPO.CO, Jakarta: Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi Faisal Basri menolak menyampaikan perkembangan dan pencapaian kerja timnya kepada masyarakat. Dia enggan berkomentar dengan alasan tim sedang mengumpulkan data yang diperlukan sebelum berbicara mengenai tugasnya.
"Yang kami lawan ini, Anda kan tahu siapa. Jadi, we have to be more systematic," kata Faisal saat ditemui di kantor Tim Reformasi, Jalan Plaju nomor 19, Jakarta Pusat, Senin, 15 Desember 2014. (Baca juga: Beleid Migas Dinilai Suburkan Bisnis Petral)
Dia menuturkan, Tim Reformasi sedang bekerja menghimpun informasi dan data secara sistematik sebelum berbicara kepada media. "Nanti kalau kami ngomong tidak door (secara doorstop) begini, tapi kami melihat datanya," katanya. Faisal juga tak mau menanggapi tentang bisnis Pertamina Energy Trading Limited (Petral ) dan Pertamina. "Oh, enggak, sorry." (Lihat pula: KPK Kantongi Data Soal Mafia Migas)
Sebelumnya, wacana revisi tugas Petral disampaikan oleh Faisal Basri. Faisal menganggap mekanisme kerja Petral tidak jelas sehingga menjadi sasaran empuk mafia migas. Namun, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Sugiharto, mengecam rencana perubahan tugas Petral.
Menurut dia, Petral sangat berperan dalam transaksi impor minyak di Indonesia. "Petral berfungsi sebagai kartu pengaman jika penerimaan Pertamina dari subsidi Anggaran Pendapatan Belanja Negara tertunda. Sangat berisiko jika ditutup," tutur Sugiharto. (Baca: Tim Anti-Mafia Migas Ungkap Tiga Masalah Pertamina)
ALI HIDAYAT
Source:
http://ift.tt/1qRwzk7
Comments
Post a Comment