Termakan Rayuan Maut Jablay Jatinegara

Untuk kedua kalinya dalam pekan lalu saya menyaksikan peristiwa yang hampir sama, di lokasi dan waktu yang sama, dengan jenis manusia yang kurang lebih sama. Penyebabnya pun sama: transaksi seks. Kedua peristiwa itu terjadi saat lewat tengah malam di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur.

Kalau dilakukan reka adegan, peristiwa yang terjadi sangat mirip. Saya melintas melalui jalur yang sama: dari Cawang melalui By Pass – Jl. DI Panjaitan, lalu belok kiri ke arah Stasiun Jatinegara sebelum tanjakan flyover. Dari arah taman yang terletak di bawah flyover atau yang berada di sisi kanan Jalan Raya Bekasi Barat, muncul laki-laki yang menyeberangi jalan dengan langkah tergesa-gesa sambil mengumpat mengeluarkan sumpah serapah. Saya menepi sejenak untuk menyaksikan peristiwa itu, menanyakan info singkat kepada orang terdekat, lalu melanjutkan perjalanan sambil tertawa kecil…hehehe. (MAAF JIKA ANDA ADL SATU dr DUA PRIA INI)



Peristiwa yang saya alami pada Selasa (7/10) dan Sabtu (11/10) itu memiliki latar belakang yang sama. Ada pria yang merasa dikerjai perempuan. Duit di kantong dikuras habis tapi apa yang diharapkan dari perempuan itu tak sesuai harapannya. Lebih tepatnya, kedua pria tersebut merasa menjadi korban pemerasan oleh wanita yang diminta “melayani” hasrat mereka ….hahaha.


Saya memang terus tertawa dalam hati, termasuk saat mengetik tulisan ini, bila mengingat kekonyolan itu. Dua pria konyol yang jadi korban perempuan Jatinegara layak menerima konsekuensi pilihan mereka. Saya sebut konyol karena peristiwa itu sudah begitu sering terjadi. Bahkan bisa dipastikan saban malam ada beberapa pria yang menjadi korban penipuan dengan modus yang diawali transaksi seks menggiurkan di lokasi yang sama. Konyol karena kedua pemuda itu bisa jadi tergolong pria kuper atau pendatang baru di Jakarta sehingga kurang informasi mengenai “kelihaian” wanita panggilan Jatinegara. Dua-duanya mungkin kurang pergaulan atau kurang menyerap informasi dari Koran atau internet sehingga masih termakan rayuan perempuan Jatinegara. Bisa jadi kekonyolan juga karena mereka mungkin pengendara yang kebetulan melintas dan terperangkap umpan wanita panggilan di pinggir jalan.



Kekonyolan yang paling tepat adalah keduanya tidak dapat menaklukan si wanita alias tidak mendapatkan kehangatan yang diharapkan, tapi seluruh isi kantong telah terkuras habis. Kepuasan yang didapat – mungkin juga tidak – hanyalah sebotol teh dingin yang harganya dipatok si cewek dengan harga terlampau abstrak, di luar bayangan calon pembeli, akibat inflasi dadakan khas pemerasan Jatinegara. Bayangkan harga sebotol teh berkisar Rp 500.000 sampai satu juta ….benar-benar menguras kantong dan pelajaran berharga bagi lelaki hidung belang.


Saya tidak merasa penting untuk mengetahui latar belakang peristiwa hingga mereka bisa muncul dari arah taman dengan wajah penuh kekesalan plus penyesalan. Kronologinya sudah bisa dibayangkan. Keduanya, sebagaimana ribuan pria lain yang sudah menjadi korban di lokasi yang sama, melintas di jalan raya dari arah Stasiun Jatinegara hingga ke depan LP Cipinang. Jalur tersebut pada tengah malam hingga subuh memang dipenuhi wanita maupun waria dengan pakaian seksi dan dandanan super menor yang siap merayu para pengguna jalan yang melintas.


Pria yang termakan godaan akan menepi, melakukan transaksi untuk menikmati layanan seks. Kesepakatan tercapai. Taman kota di kolong flyover disepakati menjadi lokasi eksekusi. Wanita tersebut diantar pengawalnya yang berpura-pura berperan sebagai ojek. Kendaraan si pria ditunggui si pengawal. Pria dan wanita itu lalu masuk ke dalam taman berbekal botol minuman ringan yang dibeli si cewek. Selama di dalam taman, si cewek yang telah terlatih dengan lihai menghindari sergapan-sergapan nafsu si cowok. Setelah cukup lama hasratnya tak terpenuhi, si cowok kesal dan ingin pulang (kalau tipe cowok mudah patah arang). Yang tetap bersemangat akan tetap merayu ceweknya dengan harapan bisa terpenuhi hasratnya. Hehehe…maka wanita itulah yang minta diantar pulang dengan berbagai alasan.


Lalu, si cewek akan memasang tarif super tinggi untuk minuman yang telah dihabiskan si cowok. Si cowok kesal dan marah-marah. Tapi, sampai ke lokasi kendaraan diparkir, dia dipaksa mengalah pada tuntutan harga tak wajar dari si cewek karena lebih dari dua pria sudah siaga unjuk ancaman. Kendaraannya menjadi taruhan jika uang yang diminta tidak disetor. Hahahaha.

Selanjutnya:

- See more at: http://ift.tt/1sFphQp


Comments

Popular posts from this blog

[TRUE STORY] Surabayan Gigolo: Ternyata Si Tante tak Selalu Cari yg Jago di Ranjang

Pengakuan Para Gigolo Kelas Atas di Surabaya